what i went through and left behind.

Tuhan Kedua (Transferred: Old Phone’s Note 09/11/18)

Bertahun-tahun aku merasa bahwa ada yang aneh dengan sekumpulan anak itu. Aku tidak iri sedikitpun dengan mereka, aku hanya bingung. Kumpulan anak yang seperti memiliki dua tuhan. Tuhan yang sebenarnya dan sebuah benda. Mereka memperlakukan benda seperti mereka memperlakukan kekasihnya, bahkan lebih romantis. Benda itu dipikirkan setiap saat, saat berbincang di kantin, saat bermain di lapangan dan saat belajar di kelas. Aku tahu benda itu penting. Dia adalah tanda keberadaan negara ini, penampang sejarah kemerdekaan sekaligus pelindung sejarah kelam. Akan tetapi, apakah sebuah benda harus sebegitu dihormatinya? Bahkan tak semua manusia dihormati seperti itu.

Menurutku mereka memiliki penyakit, namanya belum kupikirkan tapi berhubungan dengan ketakutan akan aturan. Sebelas duabelas dengan robot, ketika ritual pemujaan, mereka hanya bergerak jika ada komando. Bagaimana orang tua bisa membiarkan anaknya menjadi robot? Kasihan sekali anak-anak itu, ingin aku membantu tapi aku hanyalah peserta dalam ritual pemujaan tuhan kedua mereka.

 


hashhashash, dulu gw kenapa dah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *